Rabu, 29 September 2010

TSUNAMI


TSUNAMI is the transfer of water bodies caused by changes in sea surface vertically with a sudden. Changes in sea level can be caused by an earthquake centered under the sea, underwater volcanic eruptions, underwater landslides, or or a meteor hit the ocean. Tsunami waves can propagate in all directions. Power contained in the tsunami wave height is fixed to the function and kelajuannya. In the deep ocean, tsunami waves can propagate with the speed of 500-1000 km per hour. Equivalent to the speed of aircraft. Deep-sea wave height is only about 1 meter. Then, the wave speed is not felt by the ship which was in the middle of the sea. When approaching the coast, the tsunami wave velocity decreases to about 30 km per hour, but its height was increased to reach tens of meters. Tsunami waves can go blow up to tens of kilometers from the beach. Damage and casualties that occur because of the Tsunami can be caused by a blow of water and materials carried by the flow of tsunami waves.

The negative impact caused by tsunamis are destroying everything in its path. Buildings, plants, and resulted in human dead and sick, salt water contamination of agricultural land, soil, and clean water.

Rabu, 22 September 2010

the inheritance cyrcle


Mungkin jika harus menyebutkan sebuah novel fantasi yang bisa menyaingi novel fenomenal The Lord of The Rings yang telah mendunia selama puluhan tahun, saya akan menyebut bahwa Inheritance Cycle termasuk salah satunya. Inheritance Cyle, atau lebih dikenal dengan tetralogi Eragon, merupakan serial yang ditulis oleh seorang pemuda Amerika bernama Christoper Paolini, yang menuliskan novel pertamanya ini di usianya yang ke-15 tahun. Sekarang usianya telah mencapai 25 tahun, dan ia sedang menggarap serial terakhir Inheritance Cycle.

Novel ini terdiri dari empat bagian, yang saling berkaitan satu sama lain. Sampai saat saya menulis ini, tiga novel telah diterbitkan dan mencapai angka penjualan yang fantastis. Walaupun belum se-booming Harry Potter, namun novel - novel ini mempunyai tempat tersendiri di hati para penggemar novel fantasi.

Saya amat sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca sebagai hiburan. Namun jika Anda jeli dan pintar, Anda bisa menemukan banyak pelajaran yang dapat diambil dari buku ini. Buku ini memang terkesan berat, tidak seperti Harry Potter yang ringan - ringan saja. Namun Paolini menulis dari hati sehingga buku ini begitu enak dibaca. Kalimat demi kalimat dirangkai dengan indah, dengan modern, membentuk suatu kesatuan yang memukau. Paolini dengan jenius meramu buku ini mulai dari cerita yang sangat sederhana hingga kompleks, menceritakan perjalanan Eragon (tokoh utama cerita ini) dari pemuda ABG yang polos menjadi seorang pria yang hebat dan luar biasa. Saya sendiri bisa dibilang tumbuh bersama dengan buku ini; saya pertama kali membaca buku ini di kelas 2 SMP, dan waktu itu karakter Eragon pun masih peralihan. Namun makin kesini, perubahan karakter Eragon rupanya sangat cocok dengan saya sehingga saya banyak belajar darinya.

Baiklah, tidak perlu berpanjang - panjang lagi, lebih baik saya berikan review bukunya sedikit.

Novel pertama, berjudul Eragon (bisa dilihat gambarnya). Buku ini mengisahkan kejadian - kejadian awal, yang menjadi permulaan dari berbagai peristiwa besar yang terjadi di tanah Alagaesia (setting tempat dari kisah ini). Eragon, seorang anak laki - laki berusia 16 tahun yang polos dan sederhana menjadi fokusnya. Eragon tinggal di sebuah desa kecil tersembunyi di lembah yang dinamakan Desa Carvahall. Sejak bayi, Eragon diasuh oleh Paman dan sepupunya, dan sama sekali tidak mengenal kedua orangtuanya dan masa lalunya, kecuali bahwa ibunya bernama Selena. Namun Eragon dididik menjadi seorang pemuda yang baik dan rajin. Walaupun keadaan finansialnya serba kekurangan, Eragon dan keluarganya selalu berusaha untuk jujur dan membantu orang lain. Suatu hari, Eragon menemukan sebentuk batu biru besar, dan ia membawanya pulang! Siapa sangka bahwa batu itu adalah telur naga. Seabad yang lalu pernah ada masa kejayaan dimana Alagaesia dipimpin oleh Kaum Penunggang Naga yang beranggotakan para Peri dan Manusia. Namun karena sebuah pengkhianatan, Penunggang Naga hancur dan mengalami kepunahan. Sisa - sisa kejayaan mereka hilang, para Peri bersembunyi di balik hutan dan tak pernah muncul kembali, dan masa lalu itu lambat laun dilupakan dan bahkan dianggap sebagai dongeng belaka. Alagaesia kemudian dikuasai oleh seorang tiran jahat bermana Galbatorix yang semena - semena, yang menyebut dirinya Kaisar Alagaesia. Galbatorix dulunya adalah seorang Penunggang Naga namun ia berkhianat. Setelah Penunggang Naga punah, yang tersisa hanyalah 3 telur naga. Galbatorix mengambil semua telur naga itu dan menyembunyikannya di istananya, menunggu ketiga telur itu menetas, karena ia tahu bahwa siapa yang bisa memiliki ketiga naga terakhir, akan bisa mengendalikan Alagaesia. Rupanya selama seabad itu pula terjadi pergolakan di tanah Alagaesia. Manusia pemberontalk--kaum Varden bekerja sama dengan Peri dan Kurcaci untuk mencuri telur - telur itu dan menggulingkan kekuasaan kejam Galbatorix. Namun karena kalah jumlah dan kekuatan, mereka belum bisa menggebrak Kekaisaran. Sampai suatu hari, mereka berhasil mencuri sebuah telur naga namun sayang, karena suatu tragedi, telur itu tidak pernah sampai ke tangan kaum Varden dan justru ditemukan oleh Eragon! Setelah Eragon mengetahui bahwa batu yang ia temukan adalah telur naga (dan akhirnya telur itu pun menetaskan seekor naga biru betina cantik yang dinamakan Saphira) ia pun menjadi buronan Kekaisaran. Ia harus menghadapi Ra'zac, makhluk gelap pemburu dari pihak Kekaisaran. Eragon pun harus melakukan pelarian dan meninggalkan desanya untuk bergabung dengan kaum Varden dan sekutunya. Dalam perjalannya, ia ditemani Brom si Tukang Cerita. Sepanjang perjalanan Eragon harus menghadapi bahaya maut dan kepedihan. Ia bertemu dengan Murtagh, seorang pengembara yang mempunyai dendam pribadi dengan Kekaisaran. Murtagh menjadi sahabat baik Eragon dan bahkan terasa seperti saudara sendiri. Setelah melalui petualangan mendebarkan untuk menolong Arya, Peri pejuang cantik yang ditawan Kekaisaran, kematian Brom dalam salah satu pertarungan dan pengungkapan bahwa Brom di masa lalunya adalah seorang Penunggang Naga, Eragon pun sampai ke tempat kaum Varden. Namun segalanya belum berakhir. Kekaisaran masih memburunya dan bahkan lebih dendam kepadanya. Eragon menyadari bahwa ia harus memenuhi takdirnya sebagai seorang Penunggang Naga pertama setelah kejatuhan Penunggang Naga, dan bahwa tanggung jawab membebaskan Alagaesia dari tiran jahat Galbatorix ada di tangannya.

Buku Kedua, Eragon, memiliki kisah yang mulai berkembang. Eragon digambarkan mulai dewasa karena segala peristiwa dan ujian hidup yang berat. Ia tercebur dalam situasi politik yang membingungkan. Situasinya sebagai Penunggang Naga membuatnya diburu banyak pihak. Pengkhianatan mengelilingi bagai kabut hitam sehingga Eragon harus hati - hati melangkah. Eragon juga harus menghadapi kenyataan pahit karena kematian Murtagh dalam pertempuran terakhir di Varden, dan bahwa Eragon menyandang cacat permanen yang selalu menyakitinya tanpa peringatan. Namun Eragon tidak pernah mengeluh. Di saat yang sama, Eragon harus ke tempat para Peri, di kedalaman hutan gaib Du Weldenvarden, untuk memenuhi pendidikannya sebagai seorang Penunggang Naga. Eragon bertemu dengan Peri - Peri yang indah dan menakjubkan : Islanzadi sang Ratu, Oromis Sang Kebijaksaan Duka dan naganya, Glaedr Si Cacat yang Utuh, yang rupanya menjadi satu - satunya Penunggang Naga (selain Galbatorix) yang masih hidup dan bersembunyi sampai tiba seorang Penunggang Naga baru. Eragon belajar banyak hal tentang kehidupan, seni, sihir, bahasa kuno, dan tata cara berperang. Disinilah Eragon mulai jatuh cinta terhadap Peri yang pernah ditolongnya, Arya. Namun Eragon harus mengorbankan perasannya karena tahu perasaan cintanya kepada Arya dapat mengacaukan misi besar yang diembannya. Setelah kehadiran Eragon, perang terbuka antara kaum Varden, Kurcaci, dan Peri melawan Kekaisar mulai terjadi, dan Eragon menjadi harapan terbesarnya karena kedudukannya sebagai Penunggang Naga yang tinggi (dan bahkan melebihi Raja atau Ratu); Penunggang Naga bukan sekedar ksatria namun juga penasihat, seniman, cendikia, dan penyembuh. Eragon menjadi dewasa sebelum waktunya namun sekali lagi, ia tidak pernah mengeluh. Ia mengalami banyak suka duka dan menganggap berbagai kepedihan yang harus dirasakannya sebagai tantangan. Yang menarik, dalam cerita ini fokusnya bukan hanya Eragon saja. Namun juga Roran, sepupu Eragon yang memimpin para penduduk Desa Carvahall untuk memberontak kepada Kekaisaran dan mencari kaum Varden, sekaligus untuk mencari tunangannya, Katrina, yang telah ditawan oleh para Ra'zac. Novel ini berakhir tragis. Murtagh yang selama ini dikira telah mati, ternyata masih hidup, namun ia berada dalam belenggu sihir Kekaisaran. Sebutir telur lagi telah menetas, seekor naga hitam bernama Thorn. Murtagh yang menjadi Penunggangnya, dan ia dipaksa oleh Kekaisaran untuk menjadi mesin Pemburu bagi Eragon. Lebih dari itu, Eragon menemukan fakta masa lalu memedihkan bahwa ia dan Murtagh ternyata bersaudara, putra dari Morzan, seorang Penunggang Naga pengkhianat yang menjadi kaki tangan Galbatorix. Fakta bahwa ia anak seorang pengkhianat membuatnya sedikit down dan shock, dan yang lebih memedihkan, ia menemukan bahwa ia harus melawan saudaranya sendiri, satu - satunya saudara sedarah yang ia punya... Namun waktu terus bergolak dan Eragon tidak bisa beristirahat melawan kejahatan. Lagi, ia harus berkorban.

Novel ketiga, Brisingr, menggambarkan puncak kedewasaan Eragon. Perang sudah pecah dimana - mana. Penduduk Desa Carvahall telah berhasil bergabung dengan kaum Varden. Novel ini mempunyai banyak fokus. Selain Eragon, ditonjolkan juga kisah Roran dan Nasuada, gadis yang memimpin kaum Varden. Novel ini banyak menjabarkan peperangan dengan lumayan sadis dan berdarah, namun memikat. Kisahnya sendiri mengetengahkan perjuangan Eragon untuk mencari titik lemah dan strategi persatuan untuk melawan Kekaisaran, serta cukup banyak juga fakta - fakta masa lalu Eragon yang dibeberkan. Namun harapan besar para penduduk Alagaesia terhadap Eragon masih berlanjut. Eragon selalu berada dalam titik bahaya karena seluruh pihak Kekaisaran mengancam nyawanya. Eragon harus berhati - hati dan bahkan dalam tidurnya pun ia tidak bisa tertidur dengan nyenyak. Perasaan cintanya kepada Arya kian membuatnya menderita namun sekali lagi, ia harus memendam rasa cintanya. Eragon juga harus menjaga persatuan antara para Peri, Kurcaci, dan Varden. Namun ia berysukur karena ada Nasuada. Eragon mulai menemukan berbagai pertanyaan - pertanyaan baru tentang dunia, tentang berbagai kemungkinan lain untuk mengalahkan Kekaisaran, namun pertanyaan - pertanyaan itu terlalu sulit untuk dijawabnya seorang diri. Terlebih tak ada orang yang bisa mengerti perasaan Eragon yang sebenarnya. Namun keadaan ini tidak membuatnya putus asa. Masih banyak hal membahagiakan di sekelilingnya, termasuk pernikahan sepupunya. Novel ini banyak menonjolkan berbagai kepedihan tapi juga kebahagiaan, sehingga sangat menyenangkan untuk dibaca. Tapi lagi - lagi, novel ini berakhir dengan tragis, yaitu kematian Oromis, yang selama ini menjadi guru Eragon...

Nah, itu dia. Masih ada buku ke-empat yang belum terbit. Dan buku terakhir. Sudah pasti segala misteri yang ada di buku satu sampai buku tiga akan terjawab. Yang paling membuat penasaran adalah : misteri tentang ramalan Eragon: bahwa Eragon akan pergi dari Alagaesia dan tak pernah kembali lagi kesana. Kemana Eragon akan pergi, tidak ada yang tahu. Lalu kisah cintanya dengan Arya, apakah berkembang? Masih banyak lagi misteri - misteri yang tampaknya akan terjawab di buku ke-empat.

Satu hal yang menarik bagi saya, adalah bahwa penggambaran karakter. Setiap karakter yang diciptakan oleh Paolini unik, menarik, sangat kuat, namun juga sangat manusiawi. Tampaknya Paolini juga tipe pria yang menghormati wanita, karena dalam novel ini, Paolini banyak mengedepankan karakter wanita yang kuat. Misalnya saja Arya. Ia seorang Putri Peri, pewaris tahta Kerajaan Peri. Namun dia wanita pejuang yang kuat, tak takut akan sakit, bebas, berani, namun di lain pihak ia juga penuh kelembutan dan perasaan seorang wanita. Islanzadi, Ratu Peri yang digambarkan secantik matahari dan seanggun bulan, wanita yang kuat bagai baja dan tak gentar di medan Perang, kebijaksaannya bagaikan sumur ilmu pengetahuan. Namun karakter wanita favorit saya adalah Nasuada. Nasuada masih sangat muda, namun ia pemberani. Ia menjadi pemimpin Kaum Varden dan bisa mempersatukan berbagai ras manusia dan ras non-manusia. Nasuada terbiasa hidup keras sejak kecil, ia pintar menyangkut soal mempertahkan diri, adil, berani seperti pria, tak gentar, cerdas dalam strategi, dan rela berkorban. Satu hal lagi, Nasuada adalah seorang pekerja keras. Namun dibalik semua itu, Nasuada tetap anggun, lembut, ramah, dan tawanya selalu bisa menghangatkan. Ia sahabat baik Eragon dan selalu bisa tersenyum di tengah rakyatnya walaupun kepedihan selalu menghampirinya. Saya ingin bisa seperti Nasuada...

Oh ya, satu lagi yang unik dari novel ini adalah, bagaimana dengan cerdas, Paolini membentuk karakter Galbatorix sejak awal, padahal Galbatorix bisa dibilang sangat amat jarang sekali muncul. Kemunculan Galbatorix yang pertama adalah di bagian akhir buku ke-3.

Begitulah. Novel ini sangat saya rekomendasikan untuk dibaca. Nikmatilah novel ini, dan ambil pelajaran - pelajaran kehidupan dari novel ini!
Previous Post Next Post Back to Top

04


aprilia

MAXIADH 04